Tiket Murah, On line hubungi Kami Garas Kreasindo

Sabtu, 07 Mei 2011

Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah satu object Wisata yang berada di Kota Banyuwangi. Jika kita dari Surabaya  hendak berpergian ke Pulai Bali atau ke arah Timur, maka kita akan melewati Alas Purwo.

Kelembagaan

Foto Kantor
Kelembagaan  Balai Taman Nasional Alas Purwo
Stuktur organisasi dan tata kerja Balai TNAP sebagai Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional didasarkan pada Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai TNAP dipimpin oleh seorang Kepala Balai dan secara struktural terdiri dari :

1.Sub Bagian Tata Usaha
2.Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo
3.Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Muncar
4.Kelompok Jabatan .



Tugas pokok masing-masing struktur  organisasi Balai TNAP adalah sebagai berikut :

1.Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan, ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan, rumah tangga, perencanaan, kerjasama, data, pemantauan dan evaluasi, pelaporan serta kehumasan.

2.Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo dan Wilayah II Muncar mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan anggaran, evaluasi dan pelaporan, bimbingan teknis, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, pengelolaan kawasan, perlindungan, pengawetan, pemanfaatan lestari, pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan, pemberantasan penebangan dan peredaran kayu, tumbuhan, dan satwa liar secara illegal serta pengelolaan sarana prasarana, promosi, bina wisata alam dan bina cinta alam, penyuluhan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta kerjasama di bidang pengelolaan kawasan taman nasional.

3.Resort Pengelolaan , merupakan unit pengelolaan pada level lapangan di Taman Nasional Alas Purwo . Resort akan bekerja pada dua fokus secara paralel dan sinergis. Ke dalam kawasan, melakukan pengamanan, patroli, inventarisasi, monitoring, pengendalian  pemantauan, dan evaluasi. Ke luar, harus mampu membangun komunikasi dan kemitraan dengan berbagai komponen di desa-desa yang bertinteraksi khususnya yang bersentuhan langsung dengan taman nasional
4.Kelompok Jabatan Fungsional lingkup Balai TNAP terdiri dari jabatan fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, Polisi Kehutanan dan Penyuluh Kehutanan yang mempunyai tugas, fungsi, dan jenjang yang diatur oleh peraturan perundangan yang berlaku.

Struktur organisasi dan tata kerja Balai TNAP sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional disajikan dalam Gambar 1, sebagai berikut :
Struktur organisasi kelembagaan
Sumber Daya Manusia.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sampai dengan tahun 2008, Balai TNAP memiliki pegawai sebanyak 90 orang pegawai baik PNS, CPNS maupun pegawai honorer dengan latar belakang tingkat pendidikan yang bervariasi mulai dari tingkat SD sampai dengan S2. Secara rinci, pegawai Balai TNAP berdasarkan status pegawai, jabatan, tingkat pendidikan dan golongan disajikan pada gambar-gambar sebagai berikut :
Chart SDM 1
Chart SDM 2

Keanekaragaman Flora TN Alas Purwo
Keanekaragaman jenis flora darat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo termasuk tinggi. Hasil inventarisasi tumbuhan oleh Taman Nasional Alas Purwo mencatat 158 jenis tumbuhan (59 famili) mulai dari tingkat tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai tipe/formasi vegetasi (Hutan Pantai-Mangrove-Hutan Dataran Rendah). Menurut Mark Grantham, jenis-jenis vegetasi yang terdapat di Taman Nasional Alas Purwo (semua jenis) lebih dari 300 jenis. Secara keseluruhan, Taman Nasional Alas Purwo merupakan taman nasional yang memiliki formasi vegetasi yang lengkap, dimana hampir semua tipe formasi vegetasi dapat dijumpai di lokasi taman nasional. Formasi vegetasi yang dimiliki mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan hujan tropika dataran rendah.

"" ""
NAMA INDONESIA NAMA LATIN FAMILI
1 2 3 4
1 Daruju / Jaruju / Drujon Acanthus ilicifolius ACANTHACEAE
2 Sambiloto Andrographis paniculata**
3 Sayur kambing/Wedhusan Pseuderanthemum diversifolium
4 Daun pecah beling Strobilanthes crispus
5 Bunga matahari hutan Thunbergia alata
6 Gondo rusa/Gandarusa Justicia gendarusa**
7 Andong Cordyline fruticosa** AGAVACEAE
8 Jarong/rendetan Achyranthes aspera** AMARANTACEAE
9 Bayem eri/Bayam duri Amaranthus spinosus**
10 Bayem pohon Deeringia amarantoides**
11 Bayem tanah
12 Bayem sekul
13 Bayem rojo
14 Kembang coklat AMMARYLLIDACEAE
15 Bakung Crinum asiaticum**
16 Jambu monyet / Mete Anacardium occidentale** ANACARDIACEAE
17 Popohan Buchanania arborescens
18 Rau / Dahu Dracontomelum mangiferum
19 Ingas Gluta renghas
20 Rengas burung Gluta valici/Melanorhoe
21 Santen / Jaran Lannea coromandelica Merr
22 Mangga / Pelem kecik Mangifera indica**
23 Kedondong alas / hutan / Pluncing Spondias pinnata ANACARDIACEAE
24 Kalak asu / mantan Anomianthus auritus ANONACEAE
25 Muris / Sirsak Annona muricata** ?
26 Srikaya / Srikoyo Anona squamosa** ?
27 Kenanga / Kenongo hutan Canangium odoratum** ANNONACEAE
28 Pule / Pulai Alstonia scholaris** APOCYNACEAE
29 Legaran pantai Alstonia spectabilis
30 Legaran Alstonia villosa
31 Gembor Parameria barbata
32 Kamboja / Sembujo Plumiera acuminata** APOCYNACEAE
33 Pule pandak Rauwolfia serpentina** APOCYNACEAE
34 Mondo kaki (bunga besar) Taberneamontana coronaria**
35 Mondo kaki (bunga kecil) Taberneamontana divaricata**
36 Cembirit Taberneamontana sphaerocarpa APOCYNACEAE
37 Tales-talesan Alocasia bantamensis ARACEAE
38 Krombang Alocasia indica
39 Sente Alocasia longiloba
40 Sente Alocasia macrorhiza
41 Iles-iles Amorphophallus ancophyllus
42 Suweg Amorphophallus campanulatus
43 Iles-iles Amorphophallus variabilis
44 Bentul / Tales Colocasia esculenta
45 Beras kutah Dieffenbachia nobile
46 Jali mampang Epiprenopsis media
47 Jali mampang Epiprenum pinnatum
48 Kayu apu / Apu-apu Pitsia stratiodes
49 Jali mampang Rhaphidophora pertusa
50 Jali mampang Scindapsus aureus
51 Nyapon / Wewehan Schismatoglotis calyptra
52 Bothe / Kimpul Xanthomonas violaceum ?
53 Gali-gali / Sambeng Lasia spinosa
54 Lombokan Cordifolia sp. ARALIACEAE
55 Jakang Schefflera elliptica
56 Biduri/Widuri Calotropis gigantea ASCLEPIDACEAE
57 Kapalan Hoya diversifolia
58 Jamur kuping Auricularia polytricha ** AURICULARIACEAE
59 Pacar air Impatiens Balsamina** BALSAMINACEAE
60 Gendola Basella rubra BASELLACEAE
61 Kayu jaran Dolichandrone spathcea BIGNONIACEAE
62 Pedang-pedangan / Wungli Oroxylum indicum** BIGNONIACEAE
63 Sumbo keling Bixa orellana BIXACEAE
64 Randu hutan Bombax malabarica BOMBACACEAE
65 Randu Ceiba petandra ?
66 Duren / Durian Durio zibethinus BOMBACACEAE
67 Kendal Cordia oblique* BORRAGINACEAE
68 Purnamasada Cordia subcordata*
69 Kayu kambing / Wiyu Garuga floribunda BURSERACEAE
70 Trenggulan Protium javanicum
71 Genjer Limnocharis flava BUTOMACEAE
72 Kaktus Opuntia eliator CACTAECEAE
73 Wijoyo kesumo Pisonia sylvestris
74 Ganyong Canna edulis CANNACEAE
75 Kencuran / Sanek /Kaledong Capparis micracantha** CAPPARIDACEAE
76 Jaranan Crataeva nurvala
77 Kates / Pepaya Carica papaya** ? CARICACEAE
78 Joho keling/ Jaha Terminalia balerica** COMBRETACEAE
79 Ketapang / Kalumpit Terminalia catappa**
80 Ceguk Quisqualis indica**
81 Bandotan Agerantum conyzoides** COMPOSITAE
82 Ajeran Bidens pilosus**
83 Urang-aring Eclipta alba**
84 Tapak liman Elephantopus scaber**
85 Braja wengi Mikania scandens**
86 Beluntas Pluchea indica**
87 Nyawon/sawi langit Vernonia cinerea** COMPOSITAE/ASTERACEAE
88 Songga / Sogo Wedelia biflora**
89 Teleng/telo rambat/ubi Ipomoea batatas CONVOLVULACEAE
90 Tang-katang Ipomoea pes-caprae
91 Gamet Ipomoea pes-tigridis
92 Widosari Porana volubilis**
93 Rincik bumi Quamoclit pennata**
94 Cocor bebek Kalanchoe pinnata** CRASSULACEAE
95 Sawi tanah Ilysanthes antipoda** CRUCIFERAE
96 Baligo/bligo Benincasa hispida** CUCURBITACEAE
97 Papasan Coccinia cordifolia
98 Timun Cucumis sativus**
99 Pakis galar / Paku tihang Alsophila glauca CYATHEACEAE
100 Pakis haji Cycas pumpkirmis CYCADACEAE
101 Pakis haji Cycas rumphii CYCADACEAE
102 Teki Cyperus rotundus** CYPERACEAE
103 Teki rowo Cyperus sp.**
104 Udul-udulan alit Kyllinga monocephala**
105 Jukut bendul Kyllinga brevifolia**
106 Junti / Janti Dillenia aurea DILLENIACEAE
107 Sempu Dillenia pentagyna
108 Gembili Dioscorea aculeata ** DIOSCOREACEAE
109 Gembolo Dioscorea bulbifera **
110 Uwi Dioscorea alata **
111 Gadung jawa Dioscorea hispida**
112 Katak jahe Dioscorea pentaphylla
113 Meranti Shorea leprosula DIPTEROCARPACEAE
114 Budengan Maba hermaphroditica EBENACEAE
115 Pacar gunung Vaccinium varingifolium ERICACEAE
116 Anting-anting Acalypha australis** EUPHORBIACEAE
117 Tutup goprak / ilat Acalypha caturus
118 Sangkep Acalypha indica
119 Sentulan Alchornea rugosa
120 Kemiri Aleurites moluccana**
121 Wuni / Buni Antidesma bunius**
122 Wuni sepet Antidesma ghaesembilla
123 Gintungan Bischofia javanica
124 Imer Breynia cernua
125 Puring Codiaeum variegetum**
126 Malaman Dryptes ovalis
127 Nangkaan / Kukon / Patikan kebo Euphorbia hirta**
128 Patikan Cina Euphorbia thymifolia**
129 Panengen/marabuta Excoecaria agallocha
130 Dempul Glochidion littorale
131 Tutup abang Homalanthus populnea**
132 Jarak gundul Jatropha curcas**
133 Jarak cina Jatropha gossypifolia**
134 Tutup merah/Mara/Mahang Macaranga tanarius**
135 Tapen Mallotus floribunda**
136 Tutup awu Mallotus moluccanus**
137 Walik angin Mallotus paniculatus
138 Telo/singkong Manihot esculenta**
139 Meniran Phyllanthes urinaria**
140 Jarak Phyllanthus virgatus
141 Cung-cung belut Phyllantus reticulates**
142 Jarak kepyar/ Jarak kaliki Ricinus communis**
143 Katu Sauropus androgynus**
144 Tutup kebo Acalypha sp.
145 Tutup sapi Acalypha sp.
146 Tutup kapasan Acalypha sp.
147 Rukem Flacourtia rukam** FLACOURTIACEAE
148 Pucung/Kluwak Pangium edule** FLACOURTIACEAE
149 Rotan lanang Flagellaria indica FLAGELLARIACEAE
150 Melinjo / Blinjo Gnetum gnemon** GNETACEAE
151 Kayu bulu Pellacalyx saccardianus GONYSTYLACEAE
152 Wudulan Scaevola frutescens GOODENIACEAE
153 Rumput jarum / Suket dom-doman Andropogon aciculatus GRAMINEAE (POACEAE)
154 Rumput merakan Andropogon contortus
155 Merakan Apluda mutica
156 Lamuran Arundinella setosa
157 Bambu gesing Bambusa spinosa POACEAE
158 Bambu ampel/Pring Gading Bambusa vulgaris** POACEAE
159 Klonjono air Brachiaria sp.
160 Kolonjono / Kolonyono Brachiaria mutica
161 Grintingan/Grinting Cynodon arcuatus / C. dactylon
162 Cakar ayam Chloris barbata
163 Bambu petung Dendrocalamus asper**
164 Bambu jalar/Pring Met-met Dinochloa matmat** POACEAE
165 Suket tuton Echinochloa colona
166 Suket celulang Eleusine indica
167 Bambu apus / B. tali Gigantochloa apus** POACEAE
168 Bambu manggong Gigantochloa manggong
169 Bambu jajang / jajag / lengka Gigantochloa hasskarliana POACEAE
170 Bambu jawa / benel Gigantochloa atter POACEAE
171 Alang-alang Imperata cylindrical**
172 Suket balungan / S. lempuyangan Panicum repens
173 Pulutan Panicum verticillatum
174 Rumput gajah Pennisetum purpureum
175 Bambu wuluh / suling Schizostachyum iraten** POACEAE
176 Bambu rampal / awi buluh / buluh mete Schizostachyum zollingeri POACEAE
177 Rumput angin Spinifex littoreus
178 Rabha jang-bajang Themeda arguens
179 Bambu jabal
180 Bambu wulung/Bambu hitam
181 Nyamplung Calophyllum inophyllum** GUTTIFERAE
182 Mundu Garcinia dulcis CLUSIACEAE
183 Bengkak / Brogondolo Hernandia peltata** HERNANDIACEAE
184 Kacipot Salacia macrophylla HIPPOCRATEACEAE
185 Ganggang/hidrila Hydrilla verticillata HYDROCHARITACEAE
186 Eceng gondok Ottelia alismoides
187 Garu Urandra corniculata ICACINACEAE
188 Brojo lintang Balamcanda chinensis IRIDACEAE
189 Jintenan Gomphostemma phlomoides LABIATAE
190 Lenglengan Leucas zeylanica
191 Selasih Ocimum americanum**
192 Lempes Ocimum sanctum**
193 Kemangi Ocimum basilicum ** ?
194 Tali putri Cassytha filiformis** LAURACEAE
195 Kayu manis Cinnamomum burmani**
196 Manis jangan Cinnamomum sp.**
197 Adem ati Litsea chinensis
198 Apokat Persea gratissima**
199 Keben (Butun)/ Bogem Barringtonia asiatica** LECYTHIDACEAE
200 Butun sanggam / Penggung Barringtonia racemosa
201 Putat Barringtonia spicata**
202 Besole Chydenanthus excelsus** LECYTHIDACEAE
203 Kayu pahit Strychnos ligustrina LOGANIACEAE
204 Saga manis / Sogotelik Abrus precatorius** LEGUMINOSAE
205 Akasia Acacia auriculiformis ?
206 Telogo gondo Acacia farnesiana
207 Akasia (duri) Acacia nilotica ?
208 Klampis Acasia tormentosa
209 Segawe Adenanthera microsperma
210 Segawe sabrang/Saga Adenanthera pavonina FABACEAE
211 Tekik Albizzia lebbeck
212 Wangkal / Ki hiyang Albizzia procera
213 Kendayakan Bauhinia hirsute
214 Ploso Butea monosperma
215 Klengkeng Caesalpinia Crista
216 Ketepeng Cassia alata
217 Kalobur/Trengguli Cassia fistula
218 Johar Cassia siamea ?
219 Ketepeng kecil / Eceng-ecengan Cassia tora **
220 Kembang teleng Clitoria ternatea**
221 Orok-orok Crotalaria sp.
222 Sonokeling Dalbergia latifolia
223 Upan-upan Desmodium gangeticum
224 Suket jareman/jaruman Desmodium heterophyllum
225 Picisan Desmodium puchellum
226 Blanakan Desmodium umbellatum
227 Bendoh Entada phaseoloides
228 Dadap cangkring Erythrina fusca**
229 Dadap srep / cangkring Erythrina lithosperma**
230 Dadap bong Erythrina microcarpa
231 Dadap ri/ Dadap duri Erythrina micropteryx
232 Dadap laut/Dadap ayam Erythrina variegata**
233 Dadap serep Erythrina hypaphorus**
234 Dadap laut Erythrina orientalis**
235 Dedekan Indigofera enneaphylla
236 Tarum Indigofera glandulosa
237 Gayam Inocarpus fagiferus**
238 Merbau Intsia bijuga
239 Lamtoro Leucaena glauca** ?
240 Piskucing Mimosa invisa
241 Kucingan/putri malu Mimosa pudica**
242 Bengkoang Pachyrrhizus erosus**
243 Kedawung Parkia roxburgii**
244 Sengon Paraserianthes falcataria ?
245 Singgon hijo Parkia sp.
246 Singgon Parkia sp.
247 Singgon wewe Parkia sp.
248 Kacang Phaseolus sp.**
249 Trangguli Pithecellobium umbellatum
250 Bangkongan Pongamia pinnata FABACEAE
251 Sono kembang Pterocarpus indicus
252 Trembesi / Kihujan Samanea saman ?
253 Turi Sesbania grandiflora**
254 Asam /Asem Tamarindus indica**
255 Kacang panjang Vigna sinensis
256 Lidah buaya Aloe vera** LILIACEAE
257 Pacing towo / Dongel sungsang / Kembang sungsang Gloriosa superba**
258 Widara laut/Kayu pahit Strychnos ligustrina** LOGANIACEAE
259 Kemadean Dendrophth(ee) falcata LORANTHACEAE
260 Pakis kawat Lycopodium cernum LYCOPODIACEAE
261 Bungur kecil Lagerstroemia flos-reginae LYTHRACEAE
262 Bungur / Ketangi Lagerstroemia speciosa** LYTHRACEAE
263 Sentigi Pempis acidula LYTHRACEAE
264 Pecari Michelia alba** MAGNOLIACEAE
265 Cempaka/Kantil Michelia champaca**
266 Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis** MALVACEAE
267 Kecemplok Abutilon indicum
268 Cemplok Gossypium acuminatum
269 Kapas Gossypium arboreum
270 Waru lengis Hibiscus tiliaceus** MALVACEAE
271 Sidogori/Sidaguri Sida acuta**
272 Pulutan/Kapasan Thespesia lampas**
273 Waru laut Thespesia populnea MALVACEAE
274 Pulutan kebo/Legetan Urena lobata**
275 Bamban Alpinia sp. MARANTACEAE
276 Bomban/Bangban/Wuwu Donax cannaeformis**
277 Semanggi Marsilea crenata MARSILACEAE
278 Semanggi rowo Hydrocotyle cilothorpoides
279 Srenggani Melastoma affine MELASTOMATACEAE
280 Langsatan / Langsepan Aglaia acida MELIACEAE
281 Pacar ulam / cina Aglaia odorata
282 Pancal kidang Aglaia odoratissima  MELIACEAE
283 Mimba Azadirachta indica
284 Kedoyo Dysoxylum amooroides
285 Loloan Dysoxylum cauliflorum
286 Lolohan Dysoxylum caulostachyum
287 C(a/e)mpaga Dysoxylum densiflorum
288 Langsep / Lansat Lansium domesticum
289 Mindi kecil Melia azedarach**
290 Sentul / Kecapi Sandoricum koetjape**
291 Mahoni daun besar Swietenia macrophylla** ?
292 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni** ?
293 Surian Toona sinensis
294 Suren/Sedani Toona sureni**
295 Nyiri agang / Siri gedhe Xylocarpus granatum*
296 Nyiri gunduk / Siri gondok Xylocarpus moluccensis*
297 Peron/Akar kuning Arcangelisia flava** MENISPERMACEAE
298 Brotowali Tinospora crista**
299 Bendo / Terap Artocarpus elastica** MORACEAE
300 Nangka Artocarpus integra**
301 Ampelas Ficus ampelas**
302 Beringin Ficus benjamina**
303 Ilat ilatan Ficus callosa**
304 Gondang ijo Ficus conora
305 Lo Ficus glomerata
306 Luwingan Ficus hispida** MORACEAE
307 Apak Ficus infectoria**
308 Awar-awar Ficus septica**
309 Krasak bulu Ficus sp.
310 Karebet / Ilat ilatan Ficus superba
311 Gondang (ijo / hijau) Ficus variegata**
312 Serut Streblus asper** MORACEAE
313 Kelor Moringa oleifera** MORINGACEAE
314 Pisang hutan / P. batu Musa brachycarpa / M. paradisiaca ** MUSACEAE
315 Pisang ambon Musa sp** ?
316 Pala Myristica fragrans** MYRISTICACEAE
317 Lampeni/Lampeni merah Ardisia humilis** MYRSINACEAE
318 Jambu uwer Eugenia aquea MYRTACEA
319 Cengkeh Eugenia aromatica**
320 Duwet Syzygium cumini**
321 Jambu (klampok) / hutan Eugenia javanica**
322 Salam Syzygium polyanthum**  Myrtaceae
323 Gelam Melaleuca leucadendra
324 Jambu klutuk Psidium guajava**
325 Andong/Ki berasi Rhodamnia cinerea**
326 Bidara laut Ximenia Americana
327 Bunga melati hutan Jasminum funale** OLEACEAE
328 Bunga melati rumah Jasminum sambac**
329 Pakis janjat Ophioglossum reticulatum OPHIOGLOSSACEAE
330 Anggrek daun bambu/ A. Jati Eria multiflora ORCHIDACEAE
331 Vanda coklat Vanda limbata
332 Belimbing (wuluh) Averrhoa bilimbi** OXALIDACEAE
333 Belimbing manis Averrhoa carambola**
334 Jamur acung Dyctyophora indusiata PALLACEAE
335 Pinang / Jambe Areca catechu** PALMAE / ARECACEAE
336 Palm / Pinang biji Areca pumila**
337 Aren Arenga pinnata **
338 Tarebung / Lontar / Siwalan Borassus flabellifer**
339 Rotan manis Calamus albus
340 Rotan cecret Calamus asperrimus
341 Ndoro / Gendoro / Sarai Caryota mitis
342 Kelapa Cocos nucifera** ?
343 Gebang Corypha utan **
344 Sadeng / Serdang Livingstonia rotundifolia
345 Nipah Nypa fruticans
346 Nibung Oncosperma tigillaria
347 Salak Salacca edulis ?
348 Pandan gunung Pandanus amboinensis** PANDANACEAE
349 Pandan laut Pandanus dubius
350 Pandan wangi Pandanus houletii
351 Pandan laut Pandanus leram
352 Pandan pudak Pandanus tectorius**
353 Eceng gondok / Wewehan Eicchornia crassipes PONTEDERIACEAE
354 Krokot Portulaca oleracea** PORTULACACEAE
355 Ceplukan / Cermot Passiflora foetida** PASSIFLORACEAE
356 Sirih Piper betle** PIPERACEAE
357 Kemukus Piper cubeba**
358 Cabe jawa / C.alas / C.jamu Piper retrofractum**
359 Kecombrang / Onje-onjean Pittosporum moluccanum PITTOSPORACEAE
360 Sendok-sendokan Plantago major** PLANTAGINACEAE
361 Jamur tiram putih Pleurotus ostreatus PLEMOTACEAE
362 Endog endogan Xanthophyllum excelsum** POLYGALACEAE
363 Suluh nyowo Polygonum barbatum POLYGONACEAE
364 Pakis sayur Diplazium esculentum POLYPODIACEAE
365 Pakis taji Diplazium ploriferum
366 Pakisan Stenochlaena palustris
367 Susuh angin Polystictus sacer** POLYPORACEAE
368 Jamur kayu Ganoderma amobi**
369 Som jawa Talinum paniculatum ** PORTULACACEAE
370 Padmosari Rafflesia patma** RAFFLESIACEAE
371 Paria laut Colubrina asiatica RHAMNACEAE
372 Bidara upas Zizyphus jujuba**
373 Bakau Putih Bruguiera cylindrica* RHIZOPHORACEAE
374 Tanjang/Bakau Daun Besar Bruguiera gymnorrhiza*
375 Tanjang/Bakau Tampusing Bruguiera sexangula*
376 Tingi Ceriops candolleana*
377 Tingi Ceriops decandra*
378 Tingi/tagal Ceriops tagal*
379 Bako-bako Rhizophora apiculata*
380 Bako-bako Rhizophora mucronata*
381 Kembang rus/Mawar Rosa sp** ROSACEAE
382 Jabon/kadam Anthocephalus cadamba** RUBIACEAE
383 Kendal gamprit Canthium dicoccum**
384 Delimoan Gardenia tubifera
385 Jati Pasir /Ketapang ketek Guettarda speciosa**  RUBIACEAE
386 Kopi kopian Lachnastoma densiflora
387 Kemudu Morinda citrifolia
388 Gempol (daun besar) Nauclea pallida
389 Gempol (daun kecil) Nauclea purpurascens
390 Kendal gamprit Plectronia didyma
391 Kesimbukan Saprosma arboreum
392 Rumput mutiara Hedyotis corymbosa**
393 Mojo pahit/Maja Aegle marmelos** RUTACEAE
394 Jeruk pecel Citrus aurantium** ?
395 Jerukan Glycosmis cochinchinensis**
396 Kemuning / Jenar Murraya paniculata**
397 Parenan / Paria gunung Cardiospermum halicacabum** SAPINDACEAE
398 Klayu/Kilalayu Erioglossum rubiginosum**
399 Mangir Ganophyllum falcatum
400 Rambutan Nephelium lappaceum
401 Sapen Pometia tomentosa
402 Kelerak/Lerak Sapindus rarak**
403 Kesambi Schleicera oleosa**
404 Kenitu Chryzophyllum cainito ? SAPOTACEAE
405 Sawo kecik Manilkara kauki** SAPOTACEAE
406 Kenengan / Nyantoh Palaquium javense
407 Pakis boto Lygodium scandens SCHIZAEACEAE
408 Paku lumut Selaginella ciliaris SELAGINELLACEAE
409 Kengkeng Harrisonia perforata** SIMARUBACEAE
410 Gadung cina Smilax macrocarpa SMILACACEAE
411 Kecubung Datura metel** SOLANACEAE
412 Ciplukan Physalis peruviana
413 Ciplukan Physalis minima **
414 Ciplukan Physalis angulata
415 Lombok Solanum sp ?
416 Pokak / Terong/Kecokak Solanum torvum**
417 Teter Solanum vebascifolium**
418 Gabus / Perpat / pedada Sonneratia alba* SONNERATIACEAE
419 Perpat/pedada Sonneratia asiatica*
420 Jati belanda Guazumae ulmifolia ** STERCULIACEAE
421 Ules Helicteres isora
422 Dungun Heritheria littoralis*
423 Timongo Kleinhovia hospita
424 Bayur Pterospermum javanicum**
425 Munung / Sriwil kutil Sterculia campanulata
426 Kepuh Sterculia foetida**
427 Jamur tlethong Pseudodecarnica sp STROPHORIACEAE
428 Condang Tacca leontopetaloides TACCACEAE
429 Temu giling Tacca palmate
430 Talok Grewia celtidifolia TILIACEAE
431 Talok Grewia eriocarpa**
432 Dluwak Grewia paniculata**
433 Walikukun Schoutenia ovata
434 Menjalin Celtis wightii ULMACEAE
435 Anggrung / Kuray Trema orientale**
436 Pegagan Centella asiatica ** UMBELLIFERACEAE
437 Rumah kodok Elastostema elastemoides URTICACEAE
438 Kemaduh kebo Laportea ardens
439 Kemoduh kebo Laportea sinuate**
440 Api-api Avicennia alba*/** VERBENACEAE
441 Api-api pantai Avicennia marina*
442 Api-api Bulu Avicennia lanata ACANTACEAE
443 Api-api puteh Avicennia officianalis*
444 Melina Gmelina arborea
445 Tembelekan Lantana camara**
446 Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis**
447 Jati Tectona grandis** ?
448 Laban tileng Vitex glabrata**
449 Laban kuning Vitex heterophylla
450 Laban Vitex pubescens** VERBENACEAE
451 Lengki Leea aequata VITACEAE/LEEACEAE
452 Girang Leea indica
453 Girang (abang) Leea rubra**
454 Terpus Achasma megalocheilos ZINGIBERACEAE
455 Lengkuas / laos Alpinia galanga**
456 Kapulaga Amomum cardamomum **
457 Wesah / Wresah Amomum maximum **
458 Pacing Costus speciosus**
459 Temu ireng Curcuma aeruginosa**
460 Kunir Curcuma domestica**
461 Temu lawak Curcuma xanthorrhiza**
462 Kencur Kaempferia galanga**
463 Lempuyang pahit Zingiber americans**
464 Bengle Zingiber cassumunar**
465 Jahe Zingiber officinale**
466 Puyang gajah/Lempuyang pahit Zingiber zerumbet**
467 Perpat Lanang Scyphiphora hydrophyllacea Rubiaceae
468 Pangkal Buaya Zanthoxylum rhetsa RUTACEAE
469 Teruntun Aegiceras corniculatum MYRSINACEAE
470 Daun Dewa Gynura segetum L. ASTERACEAE
471 Bintaro Cerbera manghas APOCYNACEAE
471 Bambu Ori  Bambusa arundinacea POACEAE


Keanekaragaman Fauna TN Alas Purwo
Disamping kaya akan jenis-jenis flora, Taman Nasional Alas Purwo juga kaya akan jenis-jenis fauna daratan, baik kelas mamalia, aves maupun reptilia. Hasil inventarisasi mencatat sebanyak 21 jenis satwa liar dari kelas mamalia, 35 jenis burung hutan dan 59 jenis burung air. Namun berdasarkan Mark Grantham (Voluntary Service Overseas British Council di Taman Nasional Alas Purwo) diperoleh keterangan bahwa jenis burung yang berhasil diidentifikasi di Taman Nasional Alas Purwo berjumlah 215 jenis (termasuk burung darat/hutan dan burung air). Diantara jenis-jenis satwa liar yang terdapat di Taman Nasional Alas Purwo, jenis dari kelas reptilia memiliki jumlah jenis dan informasi keberadaan jenis yang paling sedikit. Hal ini disebabkan karena hasil penelitian dan publikasinya jumlahnya masih terbatas. Namun demikian, jenis-jenis satwa liar dari kelas reptilia sering dijumpai di dalam dan di luar kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Identifikasi yang telah dilakukan mencatat terdapat sekitar 14 jenis reptilia dan diantara jenis tersebut termasuk empat jenis penyu yang sering mendarat di pantai kawasan taman nasional.
1. Mamalia
1.1. Banteng (Bos javanicus).
Banteng (Bos javanicus) merupakan salah satu jenis satwa mamalia ruminansia besar yang elok dan sudah langka, khususnya di Indonesia hanya terdapat di Pulau Jawa, Kalimantan dan sedikit di Bali Barat. Banteng mempunyai tubuh yang tegap, besar dan kuat dengan bahu depan lebih tinggi daripada bagian belakang. Di kepalanya terdapat sepasang tanduk, pada banteng jantan dewasa tanduknya berwarna hitam mengkilat, runcing dan melengkung ke depan sedangkan pada banteng betina tanduknya lebih kecil dan melengkung ke belakang.

Banteng3
Sumber :  Hartono, 2008. Pengelolaan TNAP. Preparasi dalam rangka Rapat Kerja Pemantapan Pembangunan Kehutanan Bidang PHKA, Jakarta, 2008.

Penurunan populasi Banteng (Bos javanicus d’Alton) dalam rentang tahun 1998-2003 disebabkan oleh penurunan daya dukung feeding ground Sadengan dan perburuan liar. Setelah dilakukan pemberantasan tumbuhan pengganggu, populasi Banteng (Bos javanicus d’Alton) (2004-2007) berangsur naik namun belum optimal.

1.2. Kancil (Tragulus javanicus)
Kancil mempunyai badan hanya sekitar 20-25 cm dengan kulit berwarna cokelat kemerah-merahan serta tubuh bagian bawah berwarna putih, kancil jantan tidak mempunyai tanduk tetapi mempunyai gigi taring yang yang memanjang keluar dari mulutnya. Kancil (Tragulus javanicus) merupakan jenis mamalia dari famili Tragulidae. Kancil memiliki tubuh yang kecil dan hidup di hutan atau semak-semak di tepi sungai. Makanan kancil terdiri dari buah-buahan dan dedaunan. Seperti mamalia lain, satwa kecil ini juga memiliki taring. Taring kancil biasa digunakan sebagai senjata ketika menghadapi musuh atau menghadapi lawan ketika memperebutkan kancil betina.
Kancil
1.3. Kijang (Muntiacus muntjak)
KijangKijang mempunyai bulu badan yang berwarna kuning langsat kemerahan. Tanduk hanya dapat dilihat pada Kijang jantan sahaja yang kebiasaannya pendek dengan satu cabang. Kijang berjalan dnegan kepala merendah, punggung agak melengkung dan kaki belakangnya tinggi. Mengangkat tinggi kakinya dari permukaan tanah setiap kali melangkah. Tubuh bagian atas tengguli, agak lebih gelap sepanjang garis punggung; bagian bawah keputih-putihan dan sering berulas abu-abu. Ekor coklat tua diatas dan putih dibawah. Aktif terutama pada siang hari. Makannya meliputi dedaunan muda, rumput-rumputan dan buah-buahan yang jatuh dan biji-bijian. Kijang akan menyalak seperti anjing jika terkejut atau di dalam ketakutan. Ia biasanya mencari makan di waktu siang hari dan bergerak bersendirian. Anak yang dilahirkan mempunyai bintik-bintik putih pada bulu badannya dan akan berubah bila berumur enam bulan.
1.4. Kucing Hutan (Felis bengalensis)
Kucing HutanJenis ini berukuran sedikit lebih besar dari kucing biasa, dengan ukuran ekor yang lebih pendek. Bulu pada tubuhnya pendek tetapi halus dengan warna kuning kecoklatan. Pada bagian kepala sampai ekor berbelang hitam.Makanan utama kucing hutan adalah satwa-satwa kecil seperti burung, kelelawar, dan tikus. Mereka biasanya mulai bergerak mencari makan bila hari sudah mulai malam, sedang di siang hari satwa ini beristirahat.
1.5. Landak (Hystrix brachyura)
Dengan duri-duri di bagian belakang tubuhnya, landak merupakan jenis mamalia yang unik. Jika terganggu, landak akan menegakkan duri-durinya  hingga  ia tampak dua kali lebih besar.  Landak biasa ditemukan di atas tanah di hutan dataran rendah hingga pegunungan.Untuk  berlindung, landak tinggal di lubang yang digalinya.
Landak
1.6. Lutung (Presbytis cristata)
Sejenis Lutung berukuran sedang, dengan panjang sekitar 55cm. Lutung Budeng memiliki rambut tubuh berwarna hitam. Dan seperti jenis lutung lainnya, lutung ini memiliki ekor yang panjang, sekitar 87cm. Jantan dan betina biasanya berwarna hitam, namun betina memiliki warna putih kekuningan di sekitar kelaminnya. Lutung muda memiliki rambut tubuh berwarna oranye. Lutung Budeng adalah hewan diurnal, yang lebih aktif pada waktu siang hari di atas pepohonan. Makanan pokoknya terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Memakan dedaunan, buah-buahan dan bunga. Spesies ini juga memakan larva serangga. Lutung Budeng hidup berkelompok, yang dalam satu kelompoknya terdiri dari sekitar tujuh ekor lutung, termasuk satu atau dua ekor lutung jantan dewasa. Lutung betina biasanya hanya mempunyai satu anak setiap melahirkan dan saling bantu membesarkan anak-anak lutung. Namun lutung betina juga bersifat sangat agresif terhadap lutung betina dari kelompok lain. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta populasi lutung yang terus menyusut, Lutung Budeng dievaluasikan sebagai terancam punah di dalam IUCN Red List.
Lutung
1.7. Macan Tutul (Panthera pardus)
Macan TutulMacan Tutul atau dalam nama ilmiahnya Panthera pardus adalah salah satu dari empat kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan. Macan Tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan Tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun. Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya.
1.8. Rusa (Cervus timurensis)
Rusa berukuran tubuh sedang, panjang tubuh jantan seluruhnya hampir 2 meter, sedangkan untuk rusa betina lebih pendek dari yang jantan (1,7m) (Bemmel,1949). Rusa jantan tua kelabu dan lebih gelap. Dibagian dalam telinga terdapat bagian yang putih tidak jelas tapi akan jelas pada rusa yang masih muda. Tanduk pada rusa jantan mulai tumbuh saat berumur 15-17 bulan.Pertumbuhan tanduk akan terhenti pada umur 15 tahun. Rusa menyukai tempat-tempat terbuka seperti padang rumput.Sebagai tempat berlindung, rusa sering menggunakan hutan atau daerah penuh semak belukar.Rusa jawa menyukai hidup berkelompok, di dalam kelompok Ini terdapat beberapa rusa jantan, rusa betina dan anak-anak. Kelompok rusa dipimpin oleh rusa betina yang paling tua, yang berperan memberikan informasi kepada kelompoknya seperti jika ada bahaya, supaya dapat menghindar. Jika dalam keadaan terpaksa karena ancaman maka rusa jantan yang paling kuat yang akan menghadapinya. Perkawinan dilakukan oleh rusa jantan, dominan terhadap betina-betina anggota kelompoknya. Musim kawin pada bulan Juni sampai Juli, lama bunting 8 bulan, anak yang dilahirkan biasanya 1 ekor dan diasuh induknya hanya beberapa bulan.
Rusa
2. Aves
Data terakhir menunjukkan bahwa di Taman Nasional Alas Purwo terdapat 35 jenis burung hutan dan 59 jenis burung air. Namun berdasarkan Mark Grantham (Voluntary Service Overseas British Council di Taman Nasional Alas Purwo) diperoleh keterangan bahwa jenis burung yang berhasil diidentifikasi di Taman Nasional Alas Purwo berjumlah 215 jenis (termasuk burung darat/hutan dan burung air). Dari sekian banyak jenis yang ada di Taman Nasional Alas Purwo yang mudah dijumpai antara lain :
2.1. Ayam Hutan Hijau (Galus varius)
Ayam HutanTubuh berukuran agak besar (jantan 60 cm, betina 42 cm).Mirip Ayam-hutan merah, namun jengger tidak seperti gergaji dan corak agak keunguan. Tengkuk, leher, hijau berkilau. Penutup ekor warna emas. Bulu sayap terbang hitam. Tubuh bagian bawah hitam.Betina: Coklat kuning kebo, dengan garis tidak beraturan dan bintik hitam.Iris merah, paruh abu-abu putih susu, kaki kemerahjambuan. Mirip Ayam-hutan merah tetapi lebih menyukai daerah berumput yang terbuka. Jarang atau tidak di hutan lebat. Sering makan dekat penggembalaan ternak, menangkap serangga disekitarnya. Makanan: biji rumput, buah kecil, serangga, binatang kecil. Sarang berupa gundukan pada semak lebat.Telur berwarna keputih-putihan, jumlah 3-4 butir.Berbiak bulan Maret-Juli, Oktober, November. Habitat Habitat terbuka, padang rumput.Tersebar sampai ketinggian 3.000 m dpl (literatur 900 m).
2.2 Ayam-hutan merah (Gallus gallus)
Ayam Hutan MerahTubuh berukuran agak besar (jantan 70 cm, betina 42 cm).Jantan: Jengger bergerigi, gelambir, muka merah. Bulu tengkuk, penutup ekor, bulu primer biru perunggu. Mantel coklat berangan. Bulu ekor panjang. Penutup sayap hitam kehijauan. Bagian bawah hijau gelap.Betina: Coklat suram. Coretan hitam pada leher dan tengkuk.Iris merah, paruh warna tanduk, kaki abu-abu kebiruan. Jantan cenderung soliter, kadang bersama beberapa betina atau jantan lain. Mencari makan di tanah tapi memiliki kemampuan terbang yang cukup baik. Kadang juga bertengger di pepohonan.Makanan: buah, biji-bijian, serangga, binatang kecil. Sarang berupa gundukan kasar pada semak yang lebat.Telur berwarna kuning pucat kemerahan, jumlah 4-5 butir.Berbiak sepanjang waktu.Habitat Lebih menyukai habitat semak setengah terbuka. Dapat tinggal di hutan lebat.Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl.
2.3. Bangau Bluwok (Mycteria cinerea)
Bangau BluwokTubuh berukuran sangat besar (92 cm). Bulu putih, dengan tepi sayap luar hitam, yang hanya nampak saat terbang. Kepala botak, kulit muka merah jambu tanpa bulu. Remaja: Coklat keabu-abuan. Tungging putih. Bulu terbang hitam. Iris coklat, paruh kuning, kaki abu-abu merah jambu. Mengunjungi daerah berlumpur dan tergenang. Hidup sendiri atau dalam kelompok. Bergabung dengan burung air lain. Kadang terbang melayang tinggi berputar-putar. Makanan: ikan, katak, krustase, reptil, moluska, serangga. Bersarang dalam koloni bersama burung air lain. Sarang dari tumpukan ranting yang tidak rapi, diatas pohon. Telur berwarna hijau kebiruan pucat, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan April-Juni. Daerah berlumpur, rawa, gosong lumpur, mangrove, pantai.Tersebar sampai ketinggian 900 m dpl. Di TN Alas Purwo dapat dijumpai di Hutan Mangrove sepanjang Sungai Segoro Anak.
2.4. Bangau Tong-tong (Leptostilos javanicus)
Bangau TongTubuh berukuran sangat besar (110 cm). Warna hitam dan putih dengan paruh sangat besar. Sayap, punggung, dan ekor hitam. Tubuh bagian bawah dan kalung putih. Kepala botak, dengan bulu kapas putih halus pada mahkota. Leher dan tenggorokan merah jambu. Tidak memiliki kantung tenggorokan. Terbang melayang di ketinggian, dalam kelompok kecil, bersama bangau lain, atau dengan elang.Makanan: ikan, katak, kepiting, reptil, serangga, mamalia kecil. Bersarang dalam koloni di daerah berhutan. Sarang dari tumpukan ranting yang padat.Telur berwarna putih tersapu biru, jumlah 3 butir.Berbiak bulan Februari, Maret, Mei-Agustus.Di TN Alas Purwo dapat dijumpai di Hutan Mangrove sepanjang Sungai Segoro Anak.
2.5. Elang (Falco moluccensis)
ElangTubuh berukuran kecil (30 cm). Jantan: Tubuh bagian atas coklat gelap. Mahkota dan Tubuh bagian atas kekuningan, bergaris dan bintik hitam tebal. Tubuh bagian bawah kuning suram dengan coretan hitam tebal. Ekor abu-abu kebiruan ujung putih dan garis lebar hitam di sub-terminal.Betina: ukuran lebih besar, garis tebal pada ekor. Iris coklat, paruh abu-abu kebiruan, ujung hitam, sera kuning, tungkai dan kaki kuning. Terbang melingkar perlahan, melayang-layang diam sambil mengepak sayap. Menukik saat memangsa. Bertengger pada tiang, pohon, batu cadas. Makanan: mamalia kecil, kelelawar, burung, kadal, serangga. Sarang besar dari ranting, berlapis daun, epifit, atau lumut, pada pohon terisolir, atau pada lubang pohon.Telur berwarna kemerahan, berbintik coklat, jumlah 4 butir. Berbiak bulan April-Agustus
2.6. Kuntul Kecil (Egreta garzeta)
KuntulTubuh berukuran sedang (60 cm). Perbedaan dengan Kuntul kerbau: tubuh lebih besar, lebih ramping, paruh hitam, kaki hitam.Berbiak: Bulu putih bersih. Tengkuk berbulu tipis panjang. Bulu pada punggung dan dada berjuntai. Kulit muka kemerahjambuan. Iris kuning, kulit muka kuning kehijauan, paruh selalu hitam, tungkai dan kaki hitam. Mencari makan dalam kelompok tersebar, Sering berbaur dengan jenis lain. Kadang menyambar mangsa dari tepian. Terbang dalam formasi V saat kembali ke tempat istirahat. Makanan: ikan, krustasea, katak, serangga air, belalang. Bersarang dalam koloni bersama jenis burung air lain. Sarang dari tumpukan ranting yang mendatar, pada pucuk pohon diatas air. Telur berwarna biru pucat, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan Desember-Maret, Februari-Juli. Di TN Alas Purwo dapat dijumpai di Hutan Mangrove sepanjang Sungai Segoro Anak
2.7. Merak (Pavo muticus)
Merak1Merak merupakan jenis burung yang indah dan jelita, berukuran sangat besar (jantan 210 cm, betina 120 cm), dengan penutup ekor yang sangat panjang (jantan saja), dan jambul tegak di atas kepala. Jantan: mantel, leher, dan dada hijau mengilap, "ekor" kipas terdiri dari bulu mengilap dengan bintik berbentuk mata. Betina: warna bulu kurang bagus, keputih-putihan pada bagian bawahnya,tidak mempunyai "ekor" panjang. Iris dan paruh coklat, kaki hitam keabuan. Merak jantan mempunyai bulu ekor panjang yang sangat indah dan dapat direntangkan seperti kipas raksasa. Kalau pada saat musim kawin merak jantan sering memperagakan penutup ekornya untuk menarik sang betina. Hidup di alam terbuka dan padang rumput dan dapat dijumpai di Taman Nasional Alas Purwo.
Beberapa penelitian terkait dengan Merak banyak dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo.Maryanti (2007), dalam menelitiannya mengenai Ekologi Perilaku Merak Hijau (Pavo Muticus Linnaeus, 1766) Di Taman Nasional Alas Purwo Dan Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, memaparkan bahwa, Merak hijau mengawali aktivitas hariannya dengan mengeluarkan suara yang teridentifikasi adalah 6 tipe suara. Tipe suara yang merupakan alat komunikasi utama dan paling sering terdengar adalah tipe suara I yaitu “ auwo ... auwo ... “. Tipe suara yang digunakan sebagai penanda terjadinya komunikasi utama sering dilakukan dengan saling bersahutan satu sarna lain. Beberapa prilaku Merak Hijau berdasarkan hasil penelitian tersebut antara lain :
  • Merak2Perilaku menelisik bulu dilakukan untuk merapikan bulu dan membuang kotoran, kutu dan benda asing yang rnenempel di bulunya. Strategi menelisik bulu merak hijau dilakukan di areal terbuka dengan durasi cepat dan di tempat yang rapat dengan bertengger di pohon. Aktivitas ini dilakukan pada berbagai perilaku utama seperti bertengger, makan, berteduh dan istirahat, berjemur, dan sehabis display..
  • Merak3Perilaku makan merak hijau dilakukan sambil berjalan. Mekanisme ini merupakan strategi merak hijau untuk mendapatkan porsi pakan yang lebih banyak. Perilaku makan ini dilakukan selama 4-5 jam di pagi hari dan 3-4 jam di sore hari di TNAP. Strategi lain yang dilakukan dalam rangka untuk menjaga keamanan adalah sewaktu makan merak hijau terkadang menegakkan kepalanya untuk mengawasi keadaan.
  • Perilaku berjemur dilakukan oleh merak hijau untuk menghangatkan diri. Aktivitas berjemur di TNAP ini berlangsung antara 9-120 menit. Strategi yang digunakan adalah dengan memilih tempat yang langsung terkena matahari dan lebih tinggi dari sekitarnya.- Perilaku display dilakukan oleh merak hijau jantan untuk menarik perhatian merak hijau betina yang dilakukan selama 0-18 menit di TNAP. Perilaku display dapat dilakukan secara bergantian antara jantan satu dengan lainnya. Strategi yang digunakan untuk menarik perhatian merak hijau betina adalah ketika merak hijau betina mendekat, merak hijau jantan akan menggoyangkan jambulnya. Strategi lain adalah dengan memilih lokasi yang terbuka dan bila panas di bawah bayangan pohon.
  • Perilaku minum merak hijau di TNAP dilakukan sebelum atau sesudah makan baik pagi maupun sore hari, sebelum atau sesudah makan, di antara waktu berteduh dan istirahat, dan sebelum tidur. Strategi yang digunakan merak hijau untuk minum adalah dengan berhenti sesaat ketika menegakkan kepalanya untuk menelan air sambil mengawasi keadaan.
  • Perilaku mandi debu dilakukan untuk merawat tubuh merak hijau dari benda asing dan ektoparasit. Di TNAP, mandi debu dilakukan setelah aktivitas makan berakhir, sebelum dan saat aktivitas berteduh dan istirahat dimulai hingga aktivitas makan sore dimulai.Merak hijau lebih memilih tempat yang terbuka untuk mandi debu dan juga melakukan mandi debu setelah aktivitas makan pagi dan ketika aktivitas berteduh dan istirahat berlangsung.
  • Perilaku berteduh dan istirahat merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh merak hijau dalam upaya untuk menghindari panas matahari. Aktivitas berteduh dan istirahat biasanya dilakukan setelah aktivitas makan berakhir hingga menjelang makan lagi. Perilaku ini dilakukan selama 3-8 jam di TNAP. Strategi yang dipakai adalah dengan melakukan pemilihan tempat teduh yaitu di pohon yang tajuknya cukup lebat, dekat tempat terbuka, atau di bawah semak-semak yang tertutup dalam rangka untuk keamanan.
  • Perilaku berlindung dilakukan oleh merak hijau ketika ada gangguan baik yang berasal dari predator maupun manusia. Strategi berlindung untuk menghindari gangguan adalah dengan cara menjauh, terbang ke arah pohon yang tajuknya lebat atau masuk ke dalam semak-semak.
  • Perilaku sosial merak hijau terlihat ketika merak hijau sedang makan, mandi debu, berteduh dan istirahat, tidur, dan minum. Hubungan antar dua merak hijau jantan tidak akur yang terlihat dengan terjadinya pengusiran dan pertarungan di antara mereka. Merak hijau memiliki interaksi netral dengan herbivora dan ayam hutan serta negatif dengan monyet ekor panjang, elang, ajag dan predator lainnya.
2.8. Mliwis/Itik Liar (Cairina scutulata)
MliwisBerukuran besar (75 cm), berwarna hitam dan putih. Kepala dan leher keputih-putihan. Penutup sayap kecil putih, penutup sayap tengah dan spekulum abu-abu biru. Punggung hitam berbaur hijau mengilap, bagian bawah coklat gelap. Sewaktu terbang, dari bawah terlihat sangat kontras antara garis sayap yang putih dengan bulu terbang yang hitam. Ras dari Sumatera sering sebagian albino. Iris coklat, paruh kuning dengan ujung hitam, kaki kuning atau jingga, biasanya bersuara sambil terbang. Jantan bersuara seperti angsa, diiringi dengan siulan aneh dari betina. Suara khas. Jika berada di sarang, bersuara seperti kambing mengembik.Di Taman Nasional Alas Purwo dapat dijumpai di Hutan Mangrove.
2.9. Pecuk Ular (Anhinga melanogaster)
Pecuk UlarBurung air seperti pecuk dengan leher ramping dan sangat panjang. Kepala sempit kecil. Kepala dan leher coklat, ada setrip dagu putih sepanjang leher. Bulu bagian lain kehitaman, bulu penutup putih halus dengan pinggir hitam.Iris coklat, paruh coklat kekuningan, kaki keabu-abuan. Mampu menyelam dalam jangka waktu lama. Mampu mengurangi daya apung, yang nampak hanya kepala saja waktu berenang. Bulu menyerap air, mengepakkan sayap dan berlari di atas air saat akan terbang. Bertengger lama untuk mengeringkan bulu. Berkumpul dalam kelompok di atas pohon gundul.Makanan: ikan. Bersarang dalam koloni bersama burung air lain. Sarang berupa tumpukan ranting pada pohon tinggi dekat pantai.
2.10. Rangkok Badak (Buceros rhinoceros)
rangkokRangkok merupakan burung penghuni puncak-puncak kanopi hutan. Dengan bungkal atau tonjolan di kepala menyerupai cula badak, maka disebut demikianlah namanya. Rangkok badak yang merupakan burung penetap dan dilindungi di Indonesia ini. Dapat dijumpai disekitar Sadengan.


















Ekosistem

Keanekaragaman jenis flora darat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo termasuk tinggi. Hasil inventarisasi tumbuhan oleh Taman Nasional Alas Purwo mencatat 158 jenis tumbuhan (59 famili) mulai dari tingkat tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat pohon dari berbagai tipe/formasi vegetasi (Hutan Pantai-Mangrove-Hutan Dataran Rendah). Menurut Mark Grantham, jenis-jenis vegetasi yang terdapat di Taman Nasional Alas Purwo (semua jenis) lebih dari 300 jenis.
Land_edit
Secara keseluruhan, Taman Nasional Alas Purwo merupakan taman nasional yang memiliki formasi vegetasi yang lengkap, dimana hampir semua tipe formasi vegetasi dapat dijumpai di lokasi taman nasional. Formasi vegetasi yang dimiliki mulai dari pantai (hutan pantai) sampai hutan hujan tropika dataran rendah. Beberapa tipe Formasi Vegetasi penyusun Taman Nasional Alas Purwo adalah sebagai berikut :

egatasi Hutan Pantai

Vegetasi Hutan PantaiFormasi vegetasi pantai terdapat di bagian Selatan dan bagian Utara. Di bagian Selatan membentang dari arah Grajagan (Segoro Anak) sampai Plengkung dengan panjang bentangan sekitar 30 Km dan Plengkung – Tanjung Slakah dengan panjang bentang sekitar 50 Km. Di bagian Utara membentang dari Tanjung Sembulungan sampai Tanjung Slakah dengan panjang sekitar 40 Km. Lebar rata-rata vegetasinya dari pantai ke daratan (ke arah atas) sekitar 250 – 300 m. Jenis tanaman yang mendominasi formasi hutan pantai adalah Ketapang (Terminalia catapa) Sawo Kecik (Malnikora kouki (L.) DUBARD), Waru Laut (Hisbiscus sp.), Keben (Baringtonia asiatica) dan Nyamplung (Calophylum inophylum).

Formasi Vegetasi Hutan Mangrove

Vegetasi Hutan MangroveFormasi Mangrove di kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebagian besar terdapat di sepanjang Sungai Segoro Anak, serta sebagian terdapat dibeberapa Blok Hutan seperti Blok Pondok Welit, Teluk Pangpang dan Prepat . Dari hasil identifikasi yang dilakukan pada tahun 2001 di temukan 26 jenis mangrove yang sebagian besar didominasi oleh beberapa jenis mangrove seperti Rhizophora apicu-lata, Rhizophora mucrona-ta, Bruguiera gymnorhyza, Bruguiera sp., Avicennia marina, Avicennia sp., Cordia bantamensis, Cordia sp., Xylocarpus granatum, Heritiera littoralis, Sonneratia alba, dan Sonneratia caseolaris.

Hutan dataran rendah

Vegetasi Hutan Alam Dataran RendahFormasi vegetasi hutan Alam dataran rendah merupakan bagian terluas dari seluruh luas kawasan Taman Nasio-nal Alas Purwo. Formasi vegetasi hutan alam yang ada di Taman Nasional Alas Purwo sebagian besar terdapat pada zona inti, yaitu kawasan bagian Timur dan sebagian kecil pada zona rimba yang terletak di bagian Selatan Timur kawasan dan tengah kawasan (sebelah Timur zona Penyangga).


Formasi Vegetasi Hutan Bambu
Vegetasi Hutan Bambu
Formasi vegetasi bambu memiliki penyebaran yang cukup luas, karena formasi bambu mempunyai sebaran yang merata secara berkelompok, baik pada formasi hutan pantai maupun formasi hutan hujan tropika dataran rendah. Luas vegetasi hutan bambu mencapai sekitar 40% dari luas zona inti. Jenis bambu yang tercatat di kawasan Taman Nasional Alas Purwo sebanyak 13 jenis, diantaranya bambu ampel (Bambusa vulgaris), bambu wuluh (Schizostrachyum blumei), bambu apus (Gigantochloa apus), bambu gesing (Bambusa spinosa), bambu jajang (Gigantochloa nigrociliata), bambu jalar (Gigantochloa scadens), bambu jawa (Gigantochloa verticiliata), bambu kuning (Phyllostachys aurea), bambu petung (Dendrocalamus asper), bambu rampel (Schizostachyum branchyladum), bambu jabal, bambu wulung, dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Bambu manggong diduga merupakan jenis endemik Taman Nasional Alas Purwo..
Formasi Savana
Savana
Formasi savana terdapat di padang pengembalaan Sadengan. Walaupun padang pengembalaan Sadengan dibuat oleh manusia (padang pengembalaan sekunder), namun keberada-annya menjadi sangat penting karena merupakan habitat bagi mamalia besar seperti Banteng (Bos javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak) dan Rusa (Cervus timorensis). Sadengan dibuka sebagai feeding ground seluas 75 Ha menurut SK. Direktorat Jenderal PPA tahun 1978, namun dalam kenyataan dilapangan ditemukan luas ± 84 Ha. Pembukaan feeding ground Sadengan dilakukan dengan sistem tumpang sari melibatkan masyarakat sekitar hutan dan tutup pada tahun 1980. Setelah itu mulai penanaman jenis-jenis rumput; Rumput Balung (Arudinella setosa), Dischantium caricosum, Lamuran (Polytrias amaura) dan Merakan (Heteropgon contortus) yang bibit unggulnya di peroleh dari Taman Nasional Baluran, juga Rumput Gajah (Pennicetum purpureum) yang merupakan jenis introduksi (BTNAP, 1999).Pada perkembangannya, feeding ground Sadengan mengalami penyusutan karena invasi semak dan pepohonan. Menurut Sunandar (2000), desakan ini mempersempit luas sampai sekitar 13,35 ha atau 16% pada tahun 1999 dari luas aslinya pada tahun 1975. Struktur vegetasi juga ikut berubah. Meskipun Lamuran Merah (Arundinella setosa) dan Lamuran Putih (Dichantium caricosum) masih mendominasi, luas penutupan Alang-alang (Imperata cylindrica) dan Enceng-enceng (Casia tora) semakin luas.

Referensi http://tnalaspurwo.org/ 




3 komentar:

Anonim mengatakan...

Hallo forum community

private krankenversicherung kinder - private krankenversicherung für kinder
[url=http://pkv-private-krankenversicherung-vergleich.info/pkv-private-krankenversicherung-beamte.html]pkv gkv[/url]
private krankenversicherungen im vergleich
Christian

Anonim mengatakan...

Thanks for your blog! I really like what you’re providing here.

Anonim mengatakan...

I like the look of your resource! It looks really interesting.

GARAGE ADVENTURE GUIDE

GARAGE ADVENTURE GUIDE merupakan suatu koordinator kegiatan Adventure, training indooor/outdoor, dan penyedia perlengkapan outdoor dibawah manajemen GARASI KREASINDO

GAG begitu kami lebih akrap disapa, ingin menemani anda semua untuk melakukan aktivitas petualanag seperti pendakian, jelajah alam, observasi hutan atau sekedar jalan-jalan melepaskan kepedatan.

Kami juga menyediakan kebutuhan peralatan dan perlengkapan outdoor yang bisa anda lihat dan dapatkan di GARASI CAFE n Destro

GAG juga turut membantu anda dalam mengkoordinasikan kegiatan training indoor/outdoor untuk sekolah, komunitas, kantor atau bidang usaha yang lain.
Kami mempunyai tim berpengalaman dalam penyelenggaraan kegiatan didalam maupun diluar ruangan.

Silahkan menghubungi kami, kami siap membantu anda.